Sudah lama terpikir oleh saya bahwa air cucian piring dari bak cuci di dapur sebenarnya masih bisa dimanfaatkan. Perlu disaring dulu, dengan kolam-kolam penyaring agar airnya menjadi jernih kembali. Kolam penjernih ini bisa untuk kolam “taman air limbah” atau kolam ikan.
Saya membuat kolam ini dengan cara sederhana. Pertama kali saya memotong pipa pembuang air cucian yang menuju saluran pembuang dalam tanah, saya cabangkan keluar menuju kolam yang saya buat.
Kolam ini saya buat dari bata dan semen. Ukurannya kecil saja, yaitu 1 m x 1 m, tetapi bertingkat 3 (tiga). Tingkat atas terdiri dari 2 (dua) kolam kecil, kolam 1 berukuran 40 cm x 15 cm untuk dan kolam 2 berukuran 40 cm x 25 cm. Antara kolam 1 dan kolam 2 dibatasi dinding beton tipis berlubang-lubang sebagai saringan. Dalam kolam 1 ditaruh busa karet supaya penyaringan lebih baik.
Kolam 3 berada di tingkat tengah berukuran 60 cm x 40 cm, dan kolam 4 di tingkat bawah berukuran 1 m x 60 cm. Air dari kolam 2 menuju kolam 3 dan air dari kolam 3 menuju kolam 4 disalurkan dengan pipa pralon kecil. Air di kolam 4 relatif telah jernih, dan bila melimpas mengalir melalui pipa pralon kecil keluar ke tumpukan batu agar terus meresap ke tanah.
Kolam 2 dan 3 serta 4 bisa ditanami tanaman air sebagai ”taman air limbah” dengan tanaman-tanaman air, misalnya teratai kecil, melati air, eceng, sekaligus sebagai penyerap bahan-bahan pencemar dalam air bekas cucian tersebut, atau bisa juga untuk kolam ikan. Jenis ikannya sebaiknya ikan lele dan ikan sapu-sapu, karena relatif tahan hidup di dalam air bekas cucian dapur.
Kolam saya tersebut saya manfaatkan untuk ikan lele. Oleh sebab ikan lele ini suka meloncat keluar, dan juga untuk menjaga agar ikan dalam kolam tidak diincar oleh kucing, maka kolam ditutup dengan kawat kasa (kawat ayam).
Saya membuat kolam ini dengan cara sederhana. Pertama kali saya memotong pipa pembuang air cucian yang menuju saluran pembuang dalam tanah, saya cabangkan keluar menuju kolam yang saya buat.
Kolam ini saya buat dari bata dan semen. Ukurannya kecil saja, yaitu 1 m x 1 m, tetapi bertingkat 3 (tiga). Tingkat atas terdiri dari 2 (dua) kolam kecil, kolam 1 berukuran 40 cm x 15 cm untuk dan kolam 2 berukuran 40 cm x 25 cm. Antara kolam 1 dan kolam 2 dibatasi dinding beton tipis berlubang-lubang sebagai saringan. Dalam kolam 1 ditaruh busa karet supaya penyaringan lebih baik.
Kolam 3 berada di tingkat tengah berukuran 60 cm x 40 cm, dan kolam 4 di tingkat bawah berukuran 1 m x 60 cm. Air dari kolam 2 menuju kolam 3 dan air dari kolam 3 menuju kolam 4 disalurkan dengan pipa pralon kecil. Air di kolam 4 relatif telah jernih, dan bila melimpas mengalir melalui pipa pralon kecil keluar ke tumpukan batu agar terus meresap ke tanah.
Kolam 2 dan 3 serta 4 bisa ditanami tanaman air sebagai ”taman air limbah” dengan tanaman-tanaman air, misalnya teratai kecil, melati air, eceng, sekaligus sebagai penyerap bahan-bahan pencemar dalam air bekas cucian tersebut, atau bisa juga untuk kolam ikan. Jenis ikannya sebaiknya ikan lele dan ikan sapu-sapu, karena relatif tahan hidup di dalam air bekas cucian dapur.
Kolam saya tersebut saya manfaatkan untuk ikan lele. Oleh sebab ikan lele ini suka meloncat keluar, dan juga untuk menjaga agar ikan dalam kolam tidak diincar oleh kucing, maka kolam ditutup dengan kawat kasa (kawat ayam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar